Perbedaan Orang Munafiq dengan yang Samar-samar Netral:
Sudah sunatullah-Nya kita akan berada di jaman penuh fitnah dan cobaan. Sering di postingan sosmed kita melihat/membaca orang munafiq berkata,
"Udah lah gausah ribut, Islam kan Rahmatan Lil Alamin"
"Jangan terprovokasi, Islam itu cinta damai." ini gaya khas munafiqun yang suka memutarbalikkan fakta.
"Kalau mau perang sana di Suriah."
"Ga usah lebay, yang di Suriah aja biasa aja, ini norak banget turun ke jalan sambil teriak2 Allahu Akbar."
Kenapa begitu?? karena Allah sudah katakan di surat Al-Munafiqun ayat 2 yang artinya, "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Sungguh berapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan."
Mereka mengatakan begitu sebagai perisai sekaligus berusaha memadamkan semangat kaum mukminun. Dan mereka juga suka memutarbalikkan kata-kata atau fakta.
Orang yang netral atau menjaga diri, entah dia takut atau memang sudah tidak peduli, dia akan diam. DIAM. DIAM adalah lebih baik buat mereka. Diam adalah keselamatan buat mereka. Kita tidak tahu apa dia sebenarnya, apakah seorang mukmin ataukan munafiqun. Nanti ada saatnya Allah tampakkan dia sebenarnya apakah dia mukmin atau munafiqun. Kalau munafiqun, giliran penista dan pendukung si nista dihina, dia marahnya bukan main.
Kalau orang mukmin, sudah jelas dia akan membela ulama dan mukminun, minimal dia marah dalam diam (tidak masa bodoh atau netral.
Bentuk Menghalang-halangi manusia dari jalan Allah:
-Membuat keruh postingan dengan berkata provokator, admin goblok, admin gila, dsb
-Menimpali komentar orang2 mukmin yang mengarah ke penciutan semangat.
-Menimpali komentar yang mengarah ke pembelaan kuffar dan liberalisme
-Meledek dan mengolok-olok kaum mukmin yang berdemo
Dengan itu semua mereka membuat mukmin yang lain jadi tambah semangat kepada pertemuan dengan-Nya, dan muslim yang awam menjadi bingung dan ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu ini juga dicela oleh Allah, dan orang-orang yang teguh pendiriannya itulah yang Allah sukai.
Kaum kuffar dan munafiqun sudah dikunci hatinya sehingga mereka tidak dapat mengerti (QS.Al-Munafiqun:3), maka dari itu perbuatan mereka sangat menjengkelkan dan boleh diperangi (QS. At-Tahrim:9)
Allah Swt. memastikan bahwa golongan munafik adalah termasuk orang kafir. Golongan ini mendapat ancaman (ultimatum) dari Allah Swt. dalam surat al-Tahrîm [66]: 9:
يا أيها النبي جاهد الكفار
والمنافقين واغلظ عليهم ومأواهم جهنم وبئس المصير
”Wahai Nabi!
Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah
terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam, dan itu adalah
seburuk-buruk tempat kembali”.
Cara Menghadapi Orang Munafik
Kemunafikan merupakan fenomena sosial
yang selalu ada di mana saja dan kapan saja. Karena itu, dalam menghadapi
perilaku seperti ini alangkah baiknya kita selalu merujuk pada petunjuk Allah
Swt. Sebab jika kita hanya mengandalkan potensi manusiawi, maka bisa saja yang
terjadi adalah unsur balas dendam atas tindakan munafik orang lain. Allah Swt.
berfirman dalam surat
al-Nisa [4]: 89:
ودوا
لو تكفرون كما كفروا فتكونون سواء فلا تتخذوا منهم أولياء حتى يهاجروا في سبيل الله
فإن تولوا فخذوهم واقتلوهم حيث وجدتموهم
ولا تتخذوا منهم وليا ولا نصيرا
“Mereka ingin supaya kalian menjadi
kafir sebagaaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kalian menjadi sama (dengan
mereka). Maka janganlah kalian jadikan di antara mereka penolong-penolong,
hingga mereka hijrah ke jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan
bunuhlah mereka dimana saja kalian menemuinya, dan janganlah kalian menjadikan
seorangpun diantara mereka sebagai pelindung, dan jangan (pula) menjadi
penolong.”
Dalam menafsiri
ayat ini, Ibn Katsir menyatakan bahwa orang-orang munafik berharap sekali umat
Islam yang lain akan ikut tersesat bersama mereka. Keinginan itu dibangun atas
dasar permusuhan dan kebencian kepada kaum muslimin lainnya. Karena itu, Allah
Swt. mengingatkan agar umat Islam tidak sekali-kali menjadikan mereka sebagai
penolong, sampai mereka mau hijrah di jalan Allah dengan jalan bertaubat. Jika
mereka menolak hijrah, maka mereka akan ketahuan belangnya. Selanjutnya, mereka
boleh ditawan atau diperangi. Selama mereka masih berada dalam jurang
kemunafikan, maka tidak selayaknya menjadikan mereka sebagai pelindung dan
penolong.23
Dari sini dapat ditarik benang merah,
bahwa cara menghadapi orang-orang munafik adalah dengan langkah berikut: (1)
tidak menjadikan mereka sebagai pelindung, penolong, dan pemimpin; (2) bersikap
tegas atau memerangi mereka; (3) waspada dan tidak mudah tergoda oleh ajakan
mereka, karena orang-orang munafik memang pandai bersilat lidah dan bermanis
muka.Wa Allah A’lam bi al-Shawab
Munafik: Penyebab Kehancuran Umat Islam
4/
5
Oleh
Sholat, Yuk!