Kamis, 29 Juli 2010

Afghanistan Sedang di Ambang Gerbang Sejarah Kemenangan

Apa yang terjadi di panggung Afghanistan saat ini tidak lain adalah sebuah lembaran terakhir surat kemenangan “gerakan Taliban”. Sementara di saat yang sama deklarasi kekalahan pasukan Barat yang dipimpin oleh Amerika, namun disampaikan dengan nama yang berbeda, yaitu menciptakan kondisi tertentu untuk alasan penarikan, dimana Washington mengumumkan bahwa ia sedang mempersiapkan untuk pelaksanaannya pada musim panas tahun 2011, yaitu tahun depan, dan setelah beberapa bulan dari sekarang.

Fakta ini ditegaskan oleh Richard Haass, Ketua Dewan Hubungan Luar Negeri AS, yang menyerukan penarikan dari Afghanistan sebagai sebuah perang yang tidak dapat dimenangkan. Haass menekankan pentingnya mengarahkan kembali kebijakan AS di Afghanistan dalam hal desentralisasi, sehingga memberikan dukungan yang lebih besar bagi para pemimpin lokal, dan menempuh pendekatan baru dengan Taliban, karena perang yang dilancarkan oleh Amerika di Afghanistan tidak akan berhasil dan tidak hasilnya sebanding dengan harta yang dikeluarkan serta darah yang ditumpahkan.

Pakar senior Amerika ini mengetahui kenyataan yang begitu pahitnya, sehingga ia menyerukan Amerika Serikat untuk mengurangi ambisi dan partisipasinya di wilayah ini secara signifikan. Sekarang perang Amerika di Afghanistan adalah perang karena pilihan sulit, bukan perang karena kebutuhan.

Posisi sulit AS di Afghanistan tampak sekali dalam keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah Obama. Di satu sisi Obama menyatakan akan mengirimkan kembali pasukan tambahan sebesar 30 ribu personil untuk mencegah Taliban, dan meyakinkan rezim Karzai. Namun di sisi lain, Obama berjanji untuk mulai menarik pasukannya pada musim panas tahun 2011, serta mengganti komandan pasukan sebagai upaya terakhirnya dalam rangka memperbaiki situasi.

Obama percaya bahwa ia bisa mencapai apa yang tidak bisa dicapai oleh pendahulunya, George W. Bush. Namun tiba-tiba ia terkejut malu dengan bahaya yang menincar posisi pasukannya. Ancaman itu terus bertambah dari hari ke hari, sehingga ia menjadi yakin sekarang bahwa tidak mungkin untuk mencapai mimpi kemenangan di Afghanistan. Oleh karena itu, semua pihak sibuk berpikir bagaimana bisa keluar dari kebuntuan ini dengan kerugian minimal, dan bagaimana menyelamatkan muka dan wajah negaranya?

Obama menegaskan bahwa strategi yang ada saat ini, yang membutuhkan untuk mengirim sejumlah besar pasukan ke medan panas pertempuran di Afghanistan sudah tidak layak lagi, apapun alasannya. Sebab besarnya pasukan dan senjata mematikan bukanlah solusi, karena “Taliban” tidak mundur dengan semua itu, bahkan Taliban memiliki kualitas ketahanan khusus yang belum pernah diketahui oleh Amerika sebelumnya.

Setelah sembilan tahun agresi Barat untuk menduduki Afganistan, sekarang negara-negara Eropa berebut keluar dari kebuntuan, karena setiap cakrawala di langit tidak menyediakan ruang kemenangan yang diharapkan, juga karena puluhan atau bahkan ratusan peti mati tiba setiap bulan ke negara-negara ini. Sehingga hal ini memicu perang media dan opini umum di Eropa melawan perang, dan melawan pemerintah-pemerintah Barat yang berpartisipasi. Akibatnya semua pihak yang terlibat dalam perang ini, berlomba untuk keluar dan berusaha untuk melarikan diri dari konsekuensinya, terutama pemerintah Presiden Barack Obama, yang menegaskan bahwa penarikan pasukannya dari Afghanistan akan dimulai pada bulan Juli 2011.

Mungkin Obama ingin dari keputusan untuk menarik pasukannya ini adalah untuk mengintimidasi dan menekan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai dan pemerintahnya agar mereka melaksanakan peran dan memikul tanggung jawabnya dalam mengatasi gerakan “Taliban”.

Permasalahan yang semakin memperumit Afghanistan bahwa rezim Karzai rapuh dan lemah, serta tidak dapat berbuat apa-apa, terutama sejak pemilihan presiden yang berlangsung pada bulan Agustus 2009, yang memberikan Presiden Hamid Karzai untuk masa jabatan kedua. Dalam meraih jabatannya ini Karzai telah melakukan penipuan yang signifikan, sehingga mengahsilkan pemerintahan yang kurang legitimasi dari sebelumnya.

Untuk semua ini laporan datang dari Washington dan Kabul tentang perubahan signifikan yang terjadi pada strategi AS di Afghanistan, bahwa Washington bersedia mendukung penyelesaian apapun yang dilakukan antara pemerintah Afghanistan dan “Taliban”. Pemerintah Obama telah membuang sikap angkuh dan keberatan pemerintahan mantan Presiden George Bush Senior, yang sama sekali menolak untuk bernegosiasi dengan para pemimpin senior “Taliban”.

Dengan strategi AS yang baru yang dilakukan guna memasuki negosiasi dengan “Taliban”, tidak untuk konfrontasi militer. Namun pemerintah Amerika saat ini fokus pada “daftar 1.267″ yang mencakup nama-nama dari 137 tokoh pemimpin “Taliban” dan Al-Qaeda, yang diambil dari keputusan Dewan Keamanan Internasional pada tahun 1999 tentang pemberlakuan sanksi terhadap pemimpin gerakan dan organisasi. Pemerintah Obama meninjau dan mempelajari kembali nama-nama yang tercantum dalam daftar agar Karzai berusaha untuk memperdaya mereka dengan menghapus nama mereka dari “daftar hitam”, sebagai gantinya mereka harus berpartisipasi dalam negosiasi dan kerjasama terselubung dengan Amerika dan rezim Karzai.

Mungkin pemecatan Jenderal Stanley McChrystal, dan menggantinya dengan Jenderal David Petraeus untuk jabatan komandan pasukan NATO di Afganistan, menegaskan tentang strategi baru AS di Afghanistan. Sebab Petraeus terlibat aktif dalam perang di Irak sangat berpengalaman dalam mengadakan sebuah kesepakatan rahasia dengan kelompok perlawanan terhadap agresi Amerika, dan yang kelompok kontra lainnya.

Rencana Amerika yang ditujukan kepada Presiden Afghanistan, Hamid Karzai supaya membujuk sekitar 36.000 pejuang “Taliban” meletakkan senjata mereka. Dan untuk membiayai proyek tersebut dibutuhkan dana segar sekitar 784.000.000 dolar, yang pelaksanaannya akan memakan waktu lima tahun. Setelah terbentuk sebuah “Dewan Perdamaian Tertinggi” yang dipimpin oleh Karzai, maka dana akan dicairkan untuk para pejuang yang setuju untuk berdamai dengan pendudukan dan anteknya.

Tampaknya Amerika bersikeras pada pilihan yang salah, yang menjadikannya kalah. Amerika tidak pernah mau belajar. Amerika sudah sering kali berusaha untuk membeli kelompok perlawanan Afganistan, namun semua usahanya gagal. Kemudian berpikir untuk bekerja sama dengan warga sipil yang tidak memiliki senjata untuk menghasut mereka agar memusuhi “Taliban” dengan cara menawarkan bantuan. Sedang respon sederhana warga Afghanistan yang membuat mereka sangat malu adalah apa yang dilakukan oleh seorang wanita tua yang berpegangan pada tongkat, ketika mereka hendak memberikan bantuan, dan berbicara dengan wanita itu agar mendukungnya dalam melawan “Taliban”, maka wanita tua itu mengangkat tongkat dan memukulkannya pada tentara, sehingga tentara yang sedang mendistribusikan bantuan itu berlarian dari depan wanita tua itu.

Amerika lupa bahwa nama-nama yang ada dalam daftar ini adalah nama-nama pejuang yang mengharapkan kemuliaan dengan berjihad, dan berharap sekali sebagai seorang yang syahid, sebagaimana Amerika yang sangat berharap untuk tetap hidup. Amerika juga lupa bahwa mujahidin “Taliban” tidak memiliki rekening bank yang mereka takuti dan tidak bepergian kecuali antara Afghanistan dan Pakistan dengan menggunakan mobil atau keledai. Mereka tidak memerlukan paspor atau izin dari PBB dalam melakukan semua itu.

Ketika Amerika dan Barat yakin bahwa mustahil untuk mencapai kemenangan di Afghanistan, maka mujahidin dan para pemimpin “Taliban” yakin bahwa sejarah kemenangan sudah sangat dekat, terutama setelah terbukti bahwa taktik berubah dan serangan mematikan yang ditempuh gerakan dalam menghadapi pasukan agresor asing telah membuat tentara Amerika dan Barat selalu dihantui keprihatinan di saat mereka berbaris di jalan-jalan karena takut atas beragam penyergapan dan kamuflase yang dilakukan oleh para pejuang terhadap mereka.

Mengingat tentara Amerika dan Barat sering terjebak dalam perangkap yang dipasang oleh pejuang “Taliban”, dan sering kali mereka harus merangkak untuk bersembunyi di saluran dan tempat-tempat rendah di sisi jalan untuk menyelamatkan diri dari tembakan pejuang “Taliban” yang terjadi secara tiba-tiba.

Di daerah yang terletak dekat kota “Marjah” wilayah selatan Afganistan, dimana pasukan Barat telah melancarkan serangan di wailayah itu pada bulan Pebruari lalu. Para pejuang “Taliban” kembali menyusun barisannya setelah banyak pejuang yang gugur di sana. Mereka sekarang mulai menggunakan taktik penyergapan yang canggih dan penanaman ranjau untuk mencegah kekuatan Amerika menguasai wilayah itu.

Mungkin rangkaian serangan yang dilancarkan oleh para pejuang “Taliban” di wilayan barat negara itu baru-baru ini, serta peledakan pintu penjara, dan membebaskan 23 orang di antara tahanan mujahidin, yang membuat pasukan Afghanistan dan asing menderita kerugian besar. Semua ini menegaskan bahwa perjuangan untuk pembebasan hampir menghasilkan buahnya. Dan inilah yang membuat mereka bersegera untuk menyelenggarakan konferensi internasional di ibukota Afghanistan, Kabul untuk mendukung rencana rekonsiliasi dan dialog dengan “Taliban”, dan dalam rangka menyerahkan tanggung jawab keamanan negara itu kepada pasukan Afghanistan pada akhir tahun 2014.

Kekalahan Amerika dalam menghadapi kelompok perlawanan di Afghanistan yang dipimpin oleh “Taliban” akan mengubah banyak hal di Afghanistan dan Pakistan, serta seluruh wilayah. Bahkan hal itu akan memiliki dampak di seluruh dunia, dalam menghadapi imperium Amerika, dan mengurangi arogansinya, dengan menyatakan kegagalannya dan ketundukannya terhada sebuah negara kecil dan miskin seperti Afghanistan. Dan dengan ini, sekali lagi kaum Muslim Afghanistan menegaskan kepada dunia bahwa mereka juga telah meruntuhkan imperium komunisme, Soviet, yang kemudian menjadi penyebab utama kehancurannya. Dan mereka juga akan menjadi penyebab penting hancurnya dominasi Amerika yang zalim yang menghantui kehidupan bagi sebagian besar dunia. Kemenangan Afghanistan-in sya Allah-akan memberikan harapan baru bagi masyarakat yang lemah untuk berani berkata “Tidak” kepada kehendak dan kemauan pemerintah Amerika, dan bahkan berani mengusirnya.

*** *** ***

Tentu semua ini menjadi pelajaran berharga bagi kaum Muslim, bahwa Amerika yang selama ini dianggap sebagai negara super power dengan persenjataan super canggih dan modern, yang secara materi tampaknya sulit dikalahkan, ternyata Amerika dengan sekutunya tidak berdaya melawan kelompok perlawanan yang tidak didukung oleh pemerintahannya. Tentu, Amerika dan rezim kufur lainnya lebih tidak berdaya melawan tentara Khilafah-yang berdirnya tidak lama lagi-yang telah menjual dirinya kepada Allah SWT dengan surga dan ridho-Nya (islamtoday, mediaumat, berjamaah.com)

Tidak dilarang mengcopy-paste isi tulisan dalam blog ini dengan mereferensikan URL: http://jamaahmasjid.blogspot.com. Jazakumullah khairan katsiraa telah membaca dan mereferensikan.

Download File2 Islami | Baca Artikel Lainnya

Berlangganan Artikel

Ingin mencoba toolbar Islami yang baru & unik di Firefox/Internet Explorer Sobat? Klik link http://berjamaah.ourtoolbar.com/

Jangan lewatkan kesempatan berinfaq atau memasang iklan dengan tarif promo yang dananya juga diperuntukkan menyerukan gerakan berjamaah.com. Baca selengkapnya di http://berjamaah.com/infaq-sedekah atau http://berjamaah.com/iklan

Related Posts

Afghanistan Sedang di Ambang Gerbang Sejarah Kemenangan
4/ 5
Oleh

1 komentar:

30 Juli 2010 pukul 03.03 delete

setan itu, baik itu jin atau manusia, sebagus apapun rencana busuk mereka, tetap ngga bakal bisa mengalahkan kaum yang percaya dan yakin akan bertemu dengan ALLAH nanti.

Semoga kita termasuk ke dalam golongan mereka yang nantinya bisa melihat wajah ALLAH, amin, ya ALLAH

Reply
avatar